Membaca alquran itu harus dengan sikap memuliakan dan sekalicus merenungkan makna yangterkandung di dalamnya. Leh karena itu , dalam membaca alquran ada sepuluh macam adab sebagai berikut :
Pertama , menyadari dan memahami keagungan serta kemuliaan al quran . Kalamullah ( Kalimat Allah ) adalah sifat yang berdiri sendiri, dan bersatu dengan Dzat-Nya. Allah SWT menurunkan Al-Quran dari Arsy kebesaran-Nya dengan penuh kelembutan sehingga dapat dipahami oleh hambanya. Allah SWT mengungkapkan sifat itu dalam perkataan yang dapat dipahami manusia serta sesuai dengan sifat manusia.
Sebagian dari para arifin mengatakan , “ setiap huruf Al Quran ( Kalmullah ) hakikatnyaterjaga di Lauh al Mahfudz, ukurannya jauh lebih besar dari bukit Qaf,Apabila malaikat berkumpul untuk mengangkat satu huruf Alquran , niscaya mereka tidak akan mampu , kecuali malaikat Isrofil yang bertugas menjaga Lauh al Mahfud ikut mengangkatnya atas izin Allah SWT.
Kedua , hormati dan muliakan , karena Alquran merupakan kalam Ilahi pada saat membaca hadirkan qolbu kita dan renungkan bahwa bacaan Alquran bukan kata – kata manusia, firman Allah : Tiada menyentuh Alquran kecuali orang – orang yang disucikan “ ( Alwaqiah 56 ) : 79.
Diriwayatkan : Ketika Ikrimah bin Abu Jahal membuka Mushaf Alquran , maka pingsanlah dia. Dan saat dia siuman , ia berkata “Ini adalah Kalam Rabku “ . Oleh karena itu barang siapa mengagungkan Kalam Nya berarti mengagungkan Dzat Allah “ Azza Wajalla.
Ketiga , hendaknya membaca Alquran dengan penuh perhatian , khusyu, dan sunguh-sungguh, sebagaimana firman Allah “ Wahai Yahya , ambillah al Kitab ( Taurat ) dengan sungguh – sungguh . Ini berarti kita harus memperhatikan isi kandungan Alquran , dan menghilangkan segala sesuatu yang mengakibatkan kita lalai terhadap Alquran.
Keempat , merenungkan makna Alquran , perenungan itu akan muncul apabila kita membaca Alquran dengan tartil. Sayyidina Ali mengatakan “ Tidak ada kebaikan dalam ibadah tanpa pengetahuan, dan tidak ada kebajikan dalam bacaan kecuali dengan tadabbur . Diriwayatkan bahwa suatu saat Nabi Muhammad pernah membaca Bismillahirrohmaanirrohi , dan mengulanginya sampai 20 kali . abu Dzar al ghifari mengatakan , bahwa Nabi Muhammad pada suatu malam melakukan bersama nya, lalu berulang kali belaiau membaca ayat yang sama . Hal demikian beliau lakukan hanyalah untuk merenungkan makna dari ayat yang dibacanya.
Abu Sulaiman berkata bahwa dia pernah membaca satu ayat dalam empat atau lima shalat malamnya sampai memahami makna kandungan alaquran yang dibacanya.
Kelima , memahami isi kandungan Alquran, maksudnya adalah sampai memperoleh pengertian yang benar,terang, dan mendalam dari setiap ayat yang dibaca. Alquran berisi/menyebutkan sifat-sifat Allah Aza wajalla dan afal-Nya , menceritakan sejarah para Nabi, orang-orang sholeh , orang zhalim, balasan dan siksaan. Juga Alquran menyampaikan perintah dan larangan , hal – hal gaib seperti akhirat, surge maupun neraka. Ibnu Masud mengatakan “ barang siapa yang ingin menguasai ilmu-ilmu orang terdahulu dan yang akan dating , maka hendaklah ia memahami kandungan ( rahasia ) Alquran.
Keenam , melepaskan diri dari perkara/urusan yang menghalangi masuknya pemahaman kedalam qolbu untuk memahami makna kandungan Alquran yang tersembunyi didalamnya. Ada empat perkara yang menghalangi manusia dari memahami makna batin dari Alquran, serta perhatian hanya tertuju pada lairiyah saja, seperti penyebutan huruf,makhroj,tajwid dan iramanya. Kedua mengikuti pendahulu secara traklid buta duplikasi , tanpa mau menggalinya sendiri, ketiga : melakuam maksiat secara terus menerus, bersikap sombong . Semakin bersar nafu duniawi seseorang maka , maka akan semakin tebal hijab yang menutupi qolbu, dan semakin kecil nafsu seseorang kepada duniawi maka akan semakin maka akan semakin terbuka qolbu mnusia untuk menerima caha kebenarang dari Allah SWT. Yang keempat ; hanya menerima makna Alquran secara lahiriyah saja.
Ketujuh : perhatian khusus kepada setiap ayat alquran, seolah olah alquran hanya ditujukan kepada diri kita saja. Jika kita mendengar printsh ataupun larangan dalam Alquran seolah – olah hanya ditujukan kepada diri kita saja. Jika mendengar janji nikmat maupun azab Allah , maka itu peringatan kepada kita. Jika kita mendengar kisah para rasul dan orang terdahulu , maka itu bukan semata- mata kisah melainkan kita diminta untuk mengambil pelajaran.
Kedelapan , membekas dalam qolbu maksudnya adalah Alquran yang kita baca akan muncul rasa sedih,takut, berharap, dan sejenisnya. Pada suatu kesemptan Rasululloh minta kepa Ibnu Masud untuk membcakan surat An nisa, setelah aku membacakannya aku melihat mata belaiau berlinga air mata, lalu beliau berkata “ cukup sampai disini saja “ , betapa mulianya qolbu Rasululloh. Banyak orang yang bertakwa dan takut kepada Allaoh SWT, jatuh pingsan malah meninggal pada saat mendengar bacaan ayat Alquran tentang azab Allah.
Kesembilan , membangkitkan kekhidmatan dan kekhusyuan qolbu pada saat membaca Alquran. Seolah – olah sipembaca sedang mendengar langsung dengan Allah SWT. Ada tiga tingkatan kekhusyuan dalam membaca Alquran, pertama tingkatan terendah bilamana pembaca Alquran seolah-olah membaca diahadapan Allh SWT, tongkat kedua ( menengah ) seolah-olah pembaca Alquran disaksikan oleh Alloh SWT, dan berbicara langsung . yang ketiga , tingkat tertinggi, yaitu tingkatan si pembaca Alquran eolah menyaksikan Alloh SWT, tidak ada yamng hadir dalam qolbunya kecuali Allah SWT.
Kesepuluh ,berlepas diri dari seseorang. Aapabila kita membaca ayat Alquran yang mengandung kata-kata yang memujiorang shole , maka janganlah kita memandang seolah-olah diri kita ada diantaranya, akan kita kita berusaha dan berharap kepada Alloh SWT Agar kita dimasukan kedalam golongannya. Apabila kita membaca ayat yang mengandung ancaman serta azab kepada orang zdalim , maka pandanglah diri kita seolah kita masuk golongannya, dengan demikian kita akan takut dan mengharap kasih saying Alloh SWT.
Oleh karena itu Ibnu Umar pernah mengucapka doa , Ya Alloh Rabku, aku mohon ampunan Mu atas kedzaliman dan kekufuranku..
Alloh berfirman
وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا
سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ
الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
"Dan Dia telah memberikan
kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan
jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat
Allah)."
Sumber : KITAB IHYA ULUMUDDIN